Posts

Showing posts from June, 2007

Masalah yang dipelihara

Kemarin, mendengar janji dari PLN sektor Mahakam yang akan memberikan pasokan daya listrik kepada konsumen dan memastikan black-out hanya menjadi sekitar 8-9 jam seminggu, ternyata hanya omong kosong belaka. Berapa lama terjadinya ? Gejala mati lampu sudah dimulai sejak tanun 2003 hingga saat ini. Di tempat lain, para penerima dana ganti rugi Lapindo sampai harus mengadu ke presiden dan sang presiden pun tergopoh-gopoh ingin melihat realita lapangan yang disembunyikan para bawahannya. Ini juga sudah berlangsung 2 tahun. Belum lagi penanggulangan bencana alam, anak-anak tidak lulus UAN, kerusuhan dan bom disana-sini, menambah kelamnya Indonesia. Apalagi kalau mau berhitung masalah korupsi. Semakin hari, kok masalah semakin bertambah. Sepertinya, setiap orang akan selalu menyalahkan pemerintah sebagai satu-satunya pihak yang dikambinghitamkan. Sebagai manusia yang dikaruniai kelebihan untuk mengelola alam, sudah sepantasnya untuk menyadari bahwa tidak ada perubahan tanpa usaha. Usaha d

Ah lagi-lagi soal anggaran: politik vs pendidikan

Belum lama kejadian DAU Kaltim akan dipotong, sekarang muncul lagi beberapa masalah baru. Ada lapangan olah raga milik para wakil rakyat akan dibangun dengan dana 16 sekian milyar, dan pemilihan gubernur yang mencapai 270-an milyar. Angka milyar rupiah sepertinya bukan barang aneh di Indonesia. Para pejabat menganut sistem tawar, pasang harga sangat tinggi, ditawar 50% saja sudah semangat, mungkin... Lalu apa masalahnya ? Prioritas. Melirik Universitas yang didirikan sekitar 40 tahun silam di Kalimantan Timur, hingga saat ini tidak memiliki perpustakaan sendiri, tidak memiliki akses ke dunia luar dengan memadai, dan lebih menyakitkan lagi, tidak memiliki laboratorium yang representatif untuk melakukan penelitian. Apabila uang 16 M itu dilimpahkan, sebenarnya sudah bisa menghidupi 4 laboratorium Unmul dan 1 perpustakaan pusat untuk kurun 3 tahun. Apalagi kalau yang 270an M itu. Ah, memang masalah pendidikan sering kali dilupakan, dianggap apabila sudah cukup menghasilkan lulusan, ma

Bercerita tentang impian

Fenomena "SMKTI Airlangga"

Lima tahun silam aq memasuki gedung sekolah swasta ini. Aq masih ingat dulu generasi pertama yang aq ajar seperti Nurhayati, Syaiful, Basir, dan banyak nama lainnya. Suasana kelas panas, gersang dan menyedihkan. Semangat belajar ketika itu hanyalah untuk bertahan memperoleh ijasah SMA, selebihnya urusan masa depan, aq tidak bisa melihat adanya "passion" yang terpancar dari raut muka mereka. Dikalangan para guru, sepertinya mafhum bahwa "the uncounted generation" ini tidak diharapkan bisa berbuat sesuatu yang berarti. Suasana mulai berubah, ketika pergantian kepala sekolah (madriyanto.blogspot.com) dan perekrutan guru-guru baru (www.abdulmalik.tk, dkk). Teringat satu test case saat Microsoft mengadakan seminar di Samarinda dengan menggandeng SMKTI Airlangga, di bulan Pebruari tahun 2004. Aq dan Pak Benny terkapar di ruangan, kelelahan menginstall kurang lebih 30 PC dari ECS dengan software demo Microsoft dotnet 2003-nya. Hari ke-2 event tersebut, aq tidak bisa hadir